It’s been a long time since I stopped writing in this blog.

Jadi, beberapa waktu lalu, my friends and I joined a competition. Lomba “empat pilar kebangsaan dan bernegara”, semacam cerdas cermat gitu kan.  Aku anak IPA, tapi enggak apa-apa kan ikut beginian? :D

Kami persiapan lomba sebulan lalu, tapi belum ada kabar kapan tepatnya lombanya bakal dimulai. Dan, sehari sebelum lomba, kami baru dikasih tau kapan tepatnya lomba padahal kami udah santai baget—kirain lombanya enggak jadi kan.
Dan,ceritanya dimulai dari sini. Jadi, di hari pas kita lomba itu, sekolah ngadain acara “Graduation Day” buat anak kelas 3 yang lulus-lulusan. All of my teacher were busy. Enggak ada yang namanya siap mengantar kami ke tempat lomba. Meskipun guru PKN mendampingi kami, itu cuma sebentar karena dia harus buru-buru balik ke sekolah.  Acara mulainya jam 8 pagi, tapi jam 8 kurang Lima belas kami belum gerak juga dari sekolah. 

Then, kami harusnya ada 10 orang. Satu orang mengundurkan diri seminggu sebelum lomba, dan satu orang lagi adalah panitia “Graduation Day”. Kami dating ke tempat lomba dan denger pengumuman kalau anggota grup kurang dari 10 orang, otomatis terdiskualifikasi. Kita udah tegang, kurang orang inii. Enggak ada lagi yang baca materi. Kami ngomong sama guru PKN kami kalau kami enggak usah ikut aja. Bapak itu bilang, usahain dulu cari orangnya, entah kawannya ditelpon. Kebetulan jam 8 itu cuma pembukaan, lombanya jam 10 kan. Terus, kami bilang, gausah, balik aja. Ini namanya efek karena udah enggak konsentrasi banget. 25 sekolah disitu kan, dan kami malu kalau dipanggil, ternyata kurang orang terus terdiskualifikasi. Apaaan?-___- Mendingan sebelum ada yang tau, kabur duluan. Terakhir, bapak itu bilang, yaudah, kita balik. 

Singkat cerita, kita kasih tau panitia kita mau balik aja, tapi panitia bilang, jangan. Aku lupa nama bapak yang bilang ini, but I thank him for his effort buat cegah kami pulang. Dia kira-kira bilang gini, “Jangan balik dulu. Usahain dulu. Cari temannya.”
Terakhir, guru PKN bilang, “Saya balik dulu ke sekolah cari 2 orang lagi. Kalian disini aja, kalau enggak ada juga, baru kita pulang.” Dengan gaya yang udah pasrah banget, kita nunggu bapak itu balik lagi. Kita udah pada mikir aneh-aneh aja, bapak itu enggak mungkin balik lah, pasti kan ditahan disana. Dan juga anak-anak SMA lagi pada libur karena “Graduation Day”. Mana ada orang di sekolah.

Terus, tibalah waktunya tampilin yel-yel. Ini kacau banget sumpah. Kita belum sempat buat yel-yel. Malu banget kalau nama sekolah kita dipanggil terus bilang belum punya. Alhasil, kita kabur. Lari ke bawah—ke luar gedung, biar enggak malu.
Tapi, nama sekolah kita enggak dipanggil juga -___- Yaelah udah pakai acara kabur, enggak dipanggil pula. Mungkin panitia sengaja, karena tau kami masih kurang orang. Thanks udah ngertiin ^^

Kami disuruh masuk kan sama panitia, padahal rencananya kami mau balik aja. Kebetulan ada 5 orang dari kelompok kami yang harusnya jadi pengisi acara di “Graduation Day”. Mereka udah khawatir aja enggak kekejar. Graduation Day kalau enggak salah mulainya jam 2. Nah, lombanya baru mulai jam 10, takutnya lombanya lama lagii -___-

And, this is a miracle, ada 2 orang temen yang bilang bisa datang (bukan yang dibawa guru PKN kami). Udah bersyukur aja, kita bisa ikut lomba. Enggak berapa lama, mereka datang. Dan guru PKN kami juga datang. Bawa 2 orang anak. Alhasil, kami kelebihan orang. Tapi, yang dibawa guru PKN kami bukan anak sekolah kami, tapi anak sekolah kembaran kami. Aku sekolah di SMA HARAPAN 1 MEDAN. Dan yang dibawa bapak itu anak SMA HARAPAN 2 MEDAN. Lambang aja udah beda. Terakhir, kami pakai yang anak HARSA lah kan. Mereka balik jadinya sama guru PKN kami. But I thank them udah mau datang meskipun enggak jadi ikut. Thank you—really.

Dari situ, kita buat yel-yel terus ikut lomba meskipun kacau. Tapi, keajaiban kedua adalah, kita lolos dari babak penyisihan. Itu seneng banget. Enggak tau mau ngomong apa, dan hari itu perjuangan bener-bener perjuangan. Speechless-really.
Enggak ada guru pendamping, enggak ada yel-yel, kurang orang, dan yang paling parah, materi belum benar-benar dikuasai. 

Hari kedua, yang jadi panitia “Graduation Day” udah bias ikut lomba. Jadinya, kami Cuma ambil satu orang dari teman kami yang ikut lomba sama kami kemarin. Dan, kita lolos lagi ke babak selanjutnya. Pulang lomba sebenarnya enggak mau balik ke sekolah lagi, tapi terakhir balik aja, dan enggak belajar. Kami ditraktir es jeruk sama guru PKN kan. Itu senang pokonya.
Dan di hari ketiga, kita kalah buat rebutin juara 3 besar. Tapi enggak apa-apa, yang penting pengalamannya. Dan kami juara 5 alias juara HARAPAN 2. Enggak jadi masalah, kami satu-satunya sekolah swasta yang berhasil lolos sampai babak sejauh ini, dan itu suatu kebanggaan tersendiri. Yang ikut itu kan 25 sekolah, 21 negri, Cuma 4 swasta. Itu udah hebat kok ^^
Dan sampai sekarang, aku masih percaya, bahwa Allah akan menolong kita, karena kita sudah berusaha. Enggak pernah ada yang namanya usaha sia-sia. Percayalah, usaha kita akan berbuah suatu hari nanti. 

I thank for everyone yang udah dukung kami sampai sejauh ini. Dan aku masih percaya, kalau orang hebat selalu belajar dari pengalaman orang lain ^^

And this is us!