I’ve missed this city so badgue berkali-kali bilang itu ketika gue sampai di Bogor.

Kenapa?
It has been a long time since I left Bogor.

Gue bersyukur, setidaknya IPB ngadain lomba segede ini dan akhirnya gue bisa ikut—dengan berharap megang juara (meskipun akhirnya enggakbut it’s not about  being a winner, it’s all about experience). Jadi meskipun gue kalah, gue bersyukur karena lomba ini membawa gue balik ke Bogor. Setidaknya, gue ngerasa bebas buat beberapa hari.

Bogor.
Mungkin tempat-tempat disini udah mulai berubah sejak belasan tahun yang lalu—berkembang lebih tepatnya.

Everything has changed. Ya gue tau setiap hal pasti tumbuh dan berkembang. Itu hukum alam—sifatnya pasti. Tapi gue enggak tau kenapa Bogor tetap bisa senyaman dulu.

Bogor tetap sama, bukan sesuatu yang untuk ditolak keindahannya—terlebih, I spent half of my childhood here. Anak bayi yang masih ngompeng aja tau, mana pampers yang bikin dia nyaman, mana yang enggak.
Jadi, apalagi gue yang saat itu TK—setidaknya gue udah bisa bedain mana huruf A, yang mana huruf B.
Gue enggak mungkin nyangkal, gue nyaman selama apapun gue disini.

Gue kadang suka kangen main bola di Kebun Raya Bogor, jalan pagi di IPB tiap minggu, atau sekedar pergi ke Taman Topi.

Jadi, jika ada sebuah pertanyaan yang coba ditujukan ke gue tentang sebuah tempat yang nyaman ditinggali, gue akan menjawab bahwa itu Bogor karena di Bogor, gue enggak perlu pura-pura lagi.


B O G O R !

by on November 13, 2013
I’ve missed this city so bad — gue berkali-kali bilang itu ketika gue sampai di Bogor. Kenapa? It has been a long time since I l...