Bunga ini mewakilkan kata-kata yang tak sempat saya ucapkan hari ini. Karena menemukan anda diantara ribuan orang di Rotunda UI dan mengumpulkan keberanian untuk memberi serta mengatakan langsung semuanya itu sulit.

Selamat sudah wisudalagi.
Terlepas dari pernyataan saya yang tak anda setujui, anda adalah orang yang luar biasa.
Anda, seseorang yang telah menyelesaikan sarjana selama kurang lebih 3,5 tahun, diterima internship di sebuah perusahaan milik negara pada tahun yang sama, ditetapkan sebagai employee 6 bulan kemudian, dan melanjutkan magister dalam kurun waktu 2 tahun. Bagi saya itu luar biasa.

Mungkin ini terlihat aneh karena saya yang sudah lama berhenti kembali menulis sebuah tulisan tentang anda. Tapi apapun bentuk rasa yang saya rasakan saat saya menulis ini, itu tidak lagi penting. Kata berhenti yang kita anjurkan bersama adalah bagian yang jauh terpisahkan dari alasan saya kembali memulai tulisan ini. Intinya, untuk menyederhanakan, meskipun kita sudah memilih berhenti mencari tau bentuk rasa dan mempercayainya sebagai sesuatu yang semu belaka, kita bukanlah orang asing yang bisa seenaknya mengabaikan rasa bahagia dari pencapaian masing-masing,

Kita mulai saja, agar tak ada memori yang kembali terkenang. Agar kita tak lagi saling melukai dengan mengajukan pertanyaan dan pernyataan tentang 'rasa' itu. Agar tak ada lagi salah paham yang harus kita luruskan bersama. 

Singkatnya, terimakasih sudah memberikan inspirasi. Terimakasih sudah memberikan saya begitu banyak, meskipun saya tidak bisa memberikan apa-apa. Terimakasih karena tak pernah bosan memberikan makna tentang mimpi dan pencapaian. Terakhir, terimakasih karena anda tak pernah sekalipun bosan menjadi 'pelangi', seperti makna nama anda. 

Sejujurnya, bunga ini tak sengaja saya beli. Saya tak sadar bila saya membeli bunga berlebih dari yang saya perlukan untuk saya berikan kepada teman-teman saya. Tapi berhubung saya ingat bahwa hari ini adalah hari dimana salah satu pencapaian hidup anda terwujud, saya mendedikasikan bunga ini untuk anda. Terlepas dari anda tidak benar-benar menerimanya, saya rasa dengan menulis ini saja anda tau bahwa saya turut bahagia akan semua hal baik yang terjadi dalam hidup anda. 

Baik, saya rasa sudah cukup.
Karena saya takut terjatuh lagi. Karena saya takut menggumam dan mempertanyakan kembali.
Mari kita lupakan saja apa yang terjadi dulu dan mulai menatap apa yang bisa kita lihat bersama kedepannya. Meskipun saya sudah kehilangan banyak 'bentuk wujud rasa' itu, saya harap saya tak pernah kehilangan rasa syukur saya bertemu dengan anda. Saya berharap kita tak perlu berpura-pura tak kenal hanya karena kita berhenti mencari jawaban atas perasaan kita masing-masing. Dan saya berharap kita bisa terus memberi ucapan bahagia atas pencapaian kita tanpa harus mempertanyakan mengapa kita melakukannya. 

Selamat sekali lagi. 
Mungkin kedepannya saya akan berhenti menulis tentang anda. Mungkin juga tidak. Karena kita tetap bukan orang asing, kan?