EIGHT - Bab 2 Scene 3
Scene 3 : You’re still my best friend, Na. Your feeling doesn’t
change anything – Drey
Langit membentuk siluet akan turun hujan. Sisa-sisa hujan kemarin
belum saja hilang, kini hujan baru sudah mulai berlomba sampai di permukaan
tanah.
Gue bukan tipe orang yang menyukai kejutan. Gue benci mengejutkan
orang lain, apalagi diberi kejutan. Surprise party seperti
apapun, gue menghindarinya. Tapi hari ini, gue mulai berfikir jauh dari prinsip
itu.
A surprise.
Buat Ina.
Gue menemukan Ina di koridor sekolah. Berdiri sendirian—memandangi
siluet langit mendung. Awalnya, gue ingin menghindar. Membiarkan kebisuan
diantara kami berbicara dengan caranya sendiri. Membiarkan surprise yang
gue rencanakan hilang dan terlupakan. Tapi, tanpa gue sadari, kaki gue mulai
melangkah kearahnya.
“Ina!”
Gue memanggilnya ketika gue menyadari raut
wajahnya yang berubah. Mungkin dia juga sedang menghindar, mengabaikan gue
seperti gue yang mencoba mengabaikan tentang perasaannya. Lucunya, gue masih
saja ingin terus berpura-pura tidak tau.
Wajahnya tanpa ekspresi. And I’m not a paranormal who can see what
people think.
“Ega called me last night. He said he
wanted to have a dinner with me tonight.”
SURPRISE!!!
Hmm...
Okay, mungkin penonton drama menganggap gue jahat. Terlalu jahat
karena kejutan yang gue berikan bukanlah suatu kejutan yang menyenangkan. Dan gue
menyadari, bahwa gue menyakiti dia ketika gue dengar suaranya yang parau ketika
menyebut nama gue, matanya yang berubah sendu, juga ukiran senyuman yang hilang
secara misterius
Tapi lo tetap sahabat gue, Na. Ega, perasaan lo, enggak ada
satupun yang bisa mengubah persahabatan diantara kita. Jangan berfikir buat
membenci gue, Na. Gue hanya ingin berbagi kebahagiaan, karena lo sahabat gue.
Sekaligus, menghapus luka lo diatas kebahagiaan gue.
Hujan pagi itu, menandai perang dingin diantara kami. Tanpa kata,
kami berdua mulai beralih. Menghindar.
###
No comments:
Post a Comment