B O G O R !
I’ve missed this city so bad—gue berkali-kali bilang itu
ketika gue sampai di Bogor.
Kenapa?
It has been a long time since I left Bogor.
Gue bersyukur, setidaknya IPB ngadain lomba segede ini dan
akhirnya gue bisa ikut—dengan berharap megang juara (meskipun akhirnya enggak—but it’s not about being a winner, it’s all about experience). Jadi meskipun gue kalah, gue bersyukur karena lomba ini membawa gue balik ke
Bogor. Setidaknya, gue ngerasa bebas buat beberapa hari.
Bogor.
Mungkin tempat-tempat disini udah mulai berubah sejak belasan
tahun yang lalu—berkembang lebih tepatnya.
Everything has changed. Ya gue tau setiap hal pasti tumbuh dan
berkembang. Itu hukum alam—sifatnya pasti. Tapi gue enggak tau kenapa Bogor
tetap bisa senyaman dulu.
Bogor tetap sama, bukan sesuatu yang untuk ditolak
keindahannya—terlebih, I spent half of my childhood here. Anak bayi yang masih
ngompeng aja tau, mana pampers yang bikin dia nyaman, mana yang enggak.
Jadi, apalagi gue yang saat itu TK—setidaknya gue udah bisa bedain
mana huruf A, yang mana huruf B.
Gue enggak mungkin nyangkal, gue nyaman selama apapun gue disini.
Gue kadang suka kangen main bola di Kebun Raya Bogor, jalan pagi
di IPB tiap minggu, atau sekedar pergi ke Taman Topi.
Jadi, jika ada sebuah pertanyaan yang coba ditujukan ke gue tentang
sebuah tempat yang nyaman ditinggali, gue akan menjawab bahwa itu Bogor karena di Bogor, gue enggak perlu pura-pura lagi.
No comments:
Post a Comment