Untuk Seseorang dengan Jarak 720 km (9)


오래만이에요 
しばらくでした
Wir haben uns schon lange nicht getroffen
Ça fait longtemps qu'on ne s'est pas vus 
Long time no see
Lama tidak bertemu

Saya masih ingat sore itu, ketika saya belum bisa berpikir jernih mengenai perasaan yang saya rasakan terhadap anda. Saya menangis, tidak sampai tersedu-sedu, tapi saya sendiri cukup menganggap itu tangisan 'terbodoh' dalam hidup saya. 

Dulu, ketika bayi, saya menangis ketika saya lapar atau mungkin merasa terusik dengan lingkungan sekitar saya. 

Ketika masuk taman kanak-kanak, saya menangis karena terjatuh dari ayunan atau jungkat-jungkit yang memental kebawah terlalu keras. 

Ketika berada di sekolah dasar, saya menangis karena rebutan mainan atau tidak diperbolehkan membeli sepatu roda yang saya inginkan padahal barang itu sedang menjadi "trending topic" di kalangan teman-teman yang lain. 

Ketika duduk di sekolah menengah, saya menangis karena nilai ulangan saya yang jelek, karena cinta pertama saya yang ternyata sangat jauh dari ekspektasi—tidak seperti alur cerita drama korea, atau karena saya harus berjuang demi masa depan saya. Bukan hanya berjuang melawan ratusan ribu siswa seumuran saya yang ingin masuk PTN, tapi juga melawan soal-soal yang kalau diingat kembali, saya jadi bergidik sendiri. Tapi untungnya, saya dapat melaluinya dengan sangat baik dan dapat berkata "I'm done with it!"

Hal yang saya tangiskan ketika saya kecil hingga beranjak dewasa, adalah hal-hal yang sangat wajar dirasakan oleh anak lain. 

Tapi saat saya menyadari saya menangis karena bingung  menentukan perasaan saya sendiri, bagi saya it makes no sense.

Kenapa?
Tidak masuk akal saja.
Bukan karena bagi saya menangis butuh alasan yang jelas.
Bukan karena bagi saya seseorang tidak bisa menangis untuk seseorang yang bahkan belum dikenalnya lebih jauh.

Ada satu alasan, yang jika dijelaskan mungkin akan sulit dimengerti. Jadi, biarkan saja saya anggap itu hal yang tidak wajar.

Untungnya, saya sudah berhenti menangisi hal itu. Untungnya, saya sudah dapat jawaban atas perasaan saya terhadap anda selama ini.

Dan jawabannya, saya tetap menyukai anda—sebagai salah satu inspirasi terbaik dalam hidup saya.

Anda menyajikan berbagai kata bijak—tentang hidup, cinta, perjuangan, dan teman. Saya sadar, kata-kata tersebut terkadang tidak datang dari diri anda, melainkan dari buku, tokoh ternama, atau bahkan teman dekat anda. Tapi entah mengapa, ketika anda yang menuliskannya, saya begitu terinspirasi.

Saya terinspirasi dari kisah hidup anda. Anda berulang kali terjatuh dalam menggapai masa depan anda, tapi anda tetap berpikir positif.

Anda adalah orang yang pantang menyerah, kooperatif, gampang bergaul, serta sosok pemimpin yang dapat diandalkan.

Mungkin bagi anda, anda bukan seseorang yang pantas untuk diinspirasikan seperti ini.
Anda adalah orang biasa. Tapi anda memiliki talent yang luar biasa.

Maka, tetaplah seperti itu, seperti arti namamu yang berarti pelangi.
Tetaplah bersinar layaknya pelangi yang datang setelah hujan reda. Tetaplah seperti itu.

Notes : Happy Birthday. Tetap bahagia terhadap apa yang anda miliki, dan  akan anda miliki nantinya. Mungkin udah bener-bener terlambat buat ngucapinnya. Tapi insya allah saya tulus ngucapinnya.


Picture is taken from photographyblogger.net

No comments:

Post a Comment