Untuk Seseorang dengan Jarak 720 km (11)
Sudah lama kiranya sejak saya memilih tak menemui anda apalagi sekedar mencari tau kabar anda.
Terakhir kali kita bertemu, saya sudah siapkan kata-kata sakti yang diingat oleh semua orang yang berpasrah pada sebuah pilihan atau mungkin lebih tepatnya takdir.
Kalau jodoh, takkan kemana
Mungkin saya terlalu banyak menonton serial Amerika yang alur ceritanya berputar-putar layaknya roller coaster.
Tokoh utama akan dipusingkan oleh banyak pilihan, banyak masalah terhadap pasangannya, ataupun banyak kendala untuk sekedar memastikan bahwa sebenarnya, they, as a couple are endgame.
Atau mungkin sebenarnya alasan saya lebih dari sekedar serial Amerika dan nasihat lama yang tadi saya sebutkan.
Saya sudah terlalu lelah mengejar, mencari tau, serta menemukan jawaban atas perasaan saya sendiri.
Anggaplah seperti itu.
Semua baik-baik saja—sebelum kemarin tak sengaja kita bertemu lagi.
Setelah drama panjang mengenai saya yang membawa printer sendirian menuju tempat service karena diturunkan tukang ojek di sembarang tempat dan drama mengenai rasa sakit pada tangan saya karena tak pernah membawa barang seberat itu pada waktu dekat sebelumnya, saya akhirnya menemukan anda.
Anda berjalan santai—dengan kaos hitam dan celana jeans biru tua serta ransel hitam yang melekat di punggung anda.
Pandangan anda lurus. Dan tak ada garis senyum yang saya temukan disana.
Saya tak menyangka semuanya masih sama.
Bukan hanya tampilan dan gaya berjalan anda.
Bukan lagi hanya tentang sepatu apalagi ponsel yang anda gunakan.
Bukan.
Melainkan pertemuan kita yang layaknya tanggal 29 Februari yang datang setiap 4 tahun sekali selalu melibatkan pandangan saya yang menemukan anda terlebih dahulu.
Jika saya tak pernah melihat anda sebelumnya, mungkinkah kita saling menyapa?
Saya melemparkan senyum seadanya—memperlambat langkah dan menganalisis anda dari atas hingga bawah.
Rasanya ada satu pertanyaan yang ingin saya lemparkan, tapi tertutup rapat dan tak pernah keluar.
Namun, jika anda mengira pertanyaan terbesar saya adalah mengenai kabar anda atau bagaimana anda menjalani hari anda sampai hari ini, anda salah besar.
Pertanyaan mengenai kabar terdengar membosankan. Karena tanpa saya tanya pun, saya tau anda menjalaninya dengan cukup baik.
Tentu saja.
You always did.
Okay. Lantas, apa?
Jadi begini, saya tak tau tepatnya sejak kapan. Tapi....
Have you ever admired someone for a long time? And then you've separated from each other.
But, one day you meet again and you lose 'that' feeling?
Kurang lebih saya mengalaminya kemarin.
Sabtu, 27 Januari 2018
Jalan depan Mesjid UI
Dari saya,
yang baru sadar jarak kita bukan lagi 720 km.
No comments:
Post a Comment