EIGHT Bab 2 Scene 6
Scene 6 : Irene? - Drey
Gue memperhatikan cewek disamping gue berkali-kali. Cantik sih,
tapi buat apa dia nyariin si Dane? Kalok gue tanya, gue bisa dicap melanggar
privasi dia lagi. Tapi, sebaliknya, gue penasaran.
“Gue, Irene.” Dia mengulurkan tangannya ke arah gue. Gue
memandangi tangannya cukup lama sebelum akhirnya gue tersadar, bahwa gue
membuat dia bingung. “Gue, Drey.”
Kok gue jadi kaku gini sih? Biasanya kalok ketemu orang baru gue
semangat. Apaan sih gue?
“Lo kok enggak sekolah?” Gue tanya akhirnya sama dia. Masa khusus
buat ketemu Dane dia bolos sekolah sih? Segitu pentingnya si Dane?
“Gue dikasi waktu seminggu libur sama sekolah gue setelah pertukaran
pelajar di London.”
“Oh, jadi lo ikut pertukaran pelajar juga?”
“Iya.”
Dia menjawab sambil menatap gue lurus. Tatapannya tajam—seperti
akan meinvestigasi gue.
“Ada apa?” Gue yang mulai enggak nyaman dengan pandangannya,
bertanya dengan raut wajah yang sedikit ketakutan.
“Enggak apa-apa. Cuma, jangan canggung sama gue. Gue tau lo enggak
sependiam ini.”
“Hah? Dane yang cerita?”
Dia tertawa dan membuat gue semakin bingung. She makes me fell
she’s weird. “Alis mata lo bilang semuanya. I’ve read, someone who has a thick
wide eyebrows is a vibrant personal, active, aggressive and dynamic. Gue
menilai lo dengan cara itu. Meskipun gue enggak percaya seutuhnya.”
Gue enggak heran kenapa dia bisa ikut pertukaran pelajar. Dengan
cara bicaranya yang intelektual—itu menunjukkan bahwa dia cukup cerdas.
“Thanks for telling me about that. Tapi, harusnya lo tau kan siapa
cewek yang ditaksir sama Dane disana? Gue penasaran sih, karena Dane ceritanya
setengah-setengah ke gue.”
Raut wajahnya langsung berubah sendu. Senyum yang terukir di sudut
bibirnya berubah seketika. Bibirnya dikulum, dan dia memegang dadanya.
“Do I ask you something wrong? I’m sorry. I’m so sorry.”
Gue jadi ngerasa bersalah. Tambah ngerasa bersalah ketika gue
menyadari bahwa yang dimaksud Dane itu dia.
“Drey!”
Gue terselamatkan oleh panggilan Dane. Gue berkata sebelum
akhirnya gue lari.
“Gue duluan ya, sorry udah buat lo jadi enggak nyaman.”
Sialan. Pasti Dane marah sama gue.
No comments:
Post a Comment