Opini: Sepatu Lari


Mungkin, konsep “sepatu lari” milikku dan milikmu cukup menarik dan lebih realistis.

Ketika kamu berlari menggunakan sepatu larikudengan ukuran 39 dan ujung sepatu yang kuncup, mungkin kakimu akan sakit. Karena, kamu memiliki ukuran sepatu lari 42. Terlebih, ujungnya yang telalu kuncup membuat jari-jari kakimu menjadi merah bengkak. Aku tak akan merasakan rasa sakit di kakiku seperti yang kamu rasakan di kakimu. Karena aku memakai sepatu milikkudengan ukuran dan model yang tepat. Begitupun sebaliknya ketika aku mencoba sepatu lari milikmu. Ukurannya yang kebesaran akan membuatku lebih sulit berjalan.

Seperti itulah analogi gambaran hidup yang realistis.

Kamu tidak akan merasakan apa yang dia rasakan, karena kamu tidak cocok dengan “kondisinya”.

Tapi terkadang, konsep ini justru terlihat salah.

Put yourself in other people's shoes.

Mungkin memang benar, kita tidak akan benar-benar merasakan apa yang di rasakan.
Ya, tentu saja.
Kamu bukan dia dan dia bukan dirimu.
Tapi, terlepas dari memakai sepatunya atau tidak, terlepas dari rasa sakit yang dia rasakan dan kamu tidak rasakan, ada konsep lain yang harusnya kamu pahami.

Konsep kemanusiaan.

Kemanusiaan itu dapat diibaratkan seperti mencari persamaan laju reaksi orde satu dengan penerapan konstanta Michael’s Manten dalam laju reaksi sederhana. Untuk mendapatkan persamaan laju reaksi orde satu, kita harus mengumpakan bahwa [S] lebih besar dan KM sebagai konstanta Michael’s. Nilai [S] tidak dapat diimbingi sehingga kita dapat mengabaikan KM.
Kemanusiaan akan mengabaikan “rasa sakit” milikmu atau miliknya. Karena dia hanya menyatakan, bahwa kamu merasakan apa yang dia rasakan.

Cara kerjanya seperti ini,
Apakah kamu perlu menjadi orang tidak mampu secara finansial untuk mengetahui rasanya menjadi mereka? Apakah kamu harus menjadi buta untuk mengetahui rasanya tidak dapat melihat?

Tidak.

Kamu tidak perlu menjadi bagian dari itu semua.
Tapi kamu dapat “tau” rasanya, kan?

Artinya, itu kemanusiaan.
Artinya, kamu akan menyentuh manusia lain tanpa harus merasakan lukanya.

Begitulah hidup.
Mungkin konsep “sepatu lari” lebih menarik dan dapat diterima.
Tapi hidupmu bukan hanya tentang konsep saja, teman.

Ini tentang hubunganmu dengan orang lain. Tentang menyentuh hidup orang lain. Tentang kemanusiaan.

Teruntuk,
Teman-teman yang masih mempertanyakan, perlukah kita membela suatu ketidak-adilan yang tidak dirinya rasakan.

No comments:

Post a Comment