EIGHT - Bab 1 Scene 2



Scene 2 : Try to hate you – Drey

Sejak kapan lo mulai suka sama Ega, Na? Apa sejak gue banyak cerita tentang Ega ke lo? Tapi kenapa lo memilih untuk menyembunyikannya dari gue? Gue bisa terima asal lo bilang sama gue. Gue benci lo seperti ini, Ina!

Gue melihat Ina yang sedang menyapa Dane. Semakin ngeliat dia, semakin gue teringat sama buku itu. Buku yang menyadarkan gue, kalau diam-diam Ina udah nyediain tempat khusus buat Ega dihatinya.
Gak ada yang salah sebenarnya. Tapi dia malah bersembunyi dari semua ini. Berusaha mengatur semuanya agar gue gak tau.
Ina ngeliat gue. Gue berusaha berbalikmenghindar.
“Drey...” Dia memanggil gue. Gue terpaku. Berusaha mengatur nafas kebencian gue setiap ngeliat dia.
Gue berbalik. Berjalan ke arah Ina dan Dane.
“Na...” Gue berusaha tersenyum manis. Tapi emang gue gak bisa pura-pura.
“Drey.. Lo kenapa menghindar dari gue?” Buat beberapa saat, kata-kata seperti ini mampu buat gue terpaku. Gue bingung harus jawab apa ke dia.
“Perasaan lo aja kali, Na! Gue tadi mau balik ke kelas. Tapi gue dengar lo tadi manggil gue. So...” Ina memotong pembicaraan gue, “Iya, gue percaya.”
Gue melirik Dane yang menatap gue curiga. Apaan sih ini anak?
“Kata Al, lo kesepian ya duduk sendirian tanpa gue?”
Dane terlihat cuek, tapi cukup penasaran dengan jawaban gue.
Gue bohong.
“It’s a lie. Cause there’s someone who replaces your possision.”
Gue melirik Ina. Mungkin gue bisa masukin dia dalam kata-kata kebohongan gue.
“Siapa?”
“Ina.” Gue spontan menjawab.
Ina mendelik kearah gue. Gue mengisyaratkan “diam” ke dia. Tapi gue rasa, Dane melihat semuanya.
“Lo gak perlu bohong dengan membawa nama Ina segala. Lo cukup jujur, karena diam-diam gue juga ngerasa sepi duduk tanpa lo.”
Dane beranjak pergi.
Dane.
Gue ngerasa, sebenarnya Dane peduli sama gue. Tapi ...
“Drey... Gue rasa, akhir-akhir ini lo mulai gak suka lihat gue.”
Gue kaget. Dia mulai curiga dan mulai menyelidiki gue.

Emang iya, Na! Gue sedang berusaha membenci lo!

“Gue gak ngerti, Na!”
Ina melihat gue serius.
Jantung gue mulai berdetak gak karuan.
“Lo tau sesuatu tentang perasaan gue?” Ina nanya lagi.

Gue cuma tau lo punya rasa juga buat Ega. Selain itu, cukup privasi karena lo pernah suka sama Al.

“Gue masih berfikir kalok lo tetap nyimpan perasaan yang sama buat Al.” Gue cukup gugup. Karena sulit buat gue untuk bilang gak tau padahal gue jelas-jelas tau.
“Gue... Gue... Gue belum bisa menata perasaan gue sendiri.”
Giliran Ina yang gugup.
Gue tersenyum pahit.

Memepercayai ini sama aja mempercayai kebohongan lo, Ina!

“Drey, gue duluan ya.”
Gue menatap Ina yang menjauh–pergi.
Sekarang, gue malah berfikir untuk memberikan Ega kepada Ina. Tapi ....

###

No comments:

Post a Comment